Selasa, 13 Mei 2008

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara, memiliki kecerdasan dan prsetasi sangat cemerlang. Karena itu, dia dipercaya oleh kalangan atas, termasuk presidennya untuk merawat kesehatan diri mereka

Setiap hari hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang lain bertdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan berprestasi seperti itu.
Begitu penuh jadwalnya untuk mengurusi orang lain. Pergi berminggu-minggu untuk menemani jenderal ini itu dan presiden. Tetapi, untuk bertemu muka dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Hal ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Sampai suatu hari, sepulang dari luar negeri menemani dan merawat pejabat tinggi yang sedang sakit, setibanya di depan rumah sang dokter melihat tenda terpasang
dan kerumunan para kerabat dan tetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya, "ada apa gerangan di rumahku?" Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masuk menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan bela sungkawa.

Setibanya di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta , wanita yang menjadi belahan jiwanya wanita yang selama ini ditinggalkannya untuk bepergian menjalankan tugas untuk merawat dan mempertahankan hidup orang lain.

Tapi, satu-satunya wanita yang diinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal setelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu merawatnya., apalagi memperpanjang masa hidupnya.

Tidak ada komentar: