Senin, 25 Januari 2010

Menunggu

Menunggu memang pekerjaan yang sangat-sangat membosankan. Semua sepakat akan hal itu. Betapa waktu kita terbuang sia-sia hanya untuk menunggu sesuatu hal yang bahkan kadang tidak pasti. Dan dari kebosanan itu terkadang tumbuh pula rasa emosi atau minimal tidak suka terhadap sesuatu yang ditunggu itu.

Namun saya pribadi lebih memilih untuk menunggu daripada ditunggu. Kenapa demikian, karena saya menyadari ketika saya ditunggu berarti saya telah membuat orang lain menunggu saya. Dan dengan demikian berarti saya membuat orang lain membuang waktunya demi menunggu saya itu. Berarti saya telah membuat sebal orang lain dan akibat terburuk orang-orang akan tidak menyukai saya atas sikap saya itu.
Adalah sangat naif ketika kita menyadari betapa menyebalkannya menunggu tetapi kemudian kita suka berterlambat ria dan membuat orang lain menunggu kita. Kita ramai berkata benci menunggu tapi sadar atau tidak sadar kita sendiri membuat orang lain menunggu kita dengan keterlambatan kita. Lantas apa bedanya kita dengan mereka?

Jadi teman-teman sekalian, masihkah kita melanjutkan budaya terlambat dan membuat orang lain yang mungkin teman kita menunggu kita?? Hargai waktu untuk menghindari peluang menunggu atau ditunggu. Ketika kita semua menyadari itu, tidak akan ada lagi budaya menunggu yang menyebalkan itu.