Jumat, 22 Januari 2010

Kasih-Sayang yang dicari

Yang manakah Anda, seorang pengasih ataukah seorang penyayang? Yang manakah pula Anda, seorang kekasih ataukah seorang yang disayang? Selanjutnya, lebih disukai yang manakah, disayangi atau dikasihi?

Sahabat-sahabat milist yang budiman,

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya ajukan kepada remaja, suatu kelompok masyarakat yang demikian lekat dengan duet kata kasih-sayang. Dalam pengamatan sederhana saya; kata kasih-sayang telah sangat mendominasi perbincangan, dinamika, sudut pandang dan aktivitas kehidupan remaja. Dalam salah satu edisi curhat (curahan hati) sebuah radio di Bekasi, saya mendengar isak pilu seorang putri remaja yang patah hati : "ustadz, hati saya hancur. Saya tidak tahu lagi, untuk apa hidup ini. Ingin rasanya saya mengakhiri hidup ini. ustadz....." Dengan sembrono, saya menyimpulkan bahwa, dunia remaja hanya diwakili oleh dua kata, yaitu kasih-sayang.
Sebenarnya, saya sangat berbahagia, ketika mengetahui bahwa banyak pribadi yang memasuki masa pertanggung-jawaban (akhil-baligh), sangat dekat dan mengeksplorasi rasa dan makna kata kasih-sayang. Bukan kata yang lain seperti uang, politik, jabatan, rumah dan lain sebagainya. Itu juga artinya, secara naluri mereka harus memiliki pemahaman yang benar dan kokoh atas pondasi kehidupan ini.

Tapi, dari manakah sebenarnya mereka belajar tentang rasa, makna, pengertian dan sudut pandang kata kasih-sayang? Disini letak krusial sebenarnya. Para remaja tidak mendapatkan teladan, pengajaran, pendidikan, pengetahuan dan bimbingan tentang kasih-sayang yang benar - dari orang tua, guru, pendidik, LSM, pemerintah, konsultan, da'i, saudara atau teman dekatnya. Mereka dibiarkan mengeksplorasi diri secara liar tentang kasih-sayang. Adalah tidak mengherankan, lahirlah fenomena Valentine-days. Sehingga adalah tidak mengejutkan, ketika sudut pandang seks bebas bercampur manis dengan kasih-sayang.

Sesuatu yang sedang dinikmati, tidak akan dicari. Hanya sesuatu yang hilang, yang berupaya keras dicari.

Saya menemukan, pada keluarga-keluarga yang dipimpin oleh ayah yang berkasih-sayang, diarahkan oleh ibu yang berkasih-sayang; tidak ditemukan serang remaja yang begitu haus akan kasih-sayang. Remaja ini, tidak lagi mencari kasih-sayang dipesta valentine, hingar bingar pesta ulang tahun, semarak diskotik, kemeriahan tahun baru, asyik masyuk malam minggu dan keramahan klub gaul. Mereka telah menikmatinya setiap hari di rumah mereka.

Lihatlah para remaja gaul yang terjerembab dalam carut marut dunia malam, dunia hiburan, lorong gelap narkotika, terseret pergaulan seks bebas, terpukaukan hingar selebritas, terpenjara ikatan komunitas, terpasung dalam nafsu keburukan, terhasut dalam kesemuan dan takjub dengan kepercayaan diri yang aromatik. Mereka dengan kalap dan tak beraturan, berhamburan seperti laron mencari titik-titik cahaya di malam hari. Beberapa mati tersengat panas api, beberapa patah sayapnya, beberapa dimangsa unggas, beberapa terseret arus kali, beberapa terinjak mati (seperti 11 orang remaja dalam pesta miras underground - Gedung Asia Africa Cultural Centre Bandung). Jadilah mereka yang sedang berjalan limpung dalam kebingungan, disergap pemangsa berwajah keburukan.

Sahabat-sahabat milist yang baik,

Sebenarnya, mereka semua sedang mencari sesuatu yang hilang, yaitu kasih-sayang sejati kehidupan.

Padahal mereka seharusnya menemukannya ditempat-tempat yang baik seperti keluarga, sekolah, masjid dan lembaga-lembaga masyarakat.

Kasih sayang adalah pembangun kasih sayang. (Mario Teguh)

Untuk membangun kepribadian remaja yang berkasih-sayang, prasyarat utamanya adalah pendidik yang berkasih-sayang. Siapakah pendidik mereka itu?

Seorang ayah-ibu, adalah pendidik terdekat mereka. Kapankah Anda (ayah atau ibu) menjadi pendidik kasih sayang yang meneladankan kasih-sayang di rumah, sehingga mereka menjadikan rumah sebagai base-camp yang hangat, tempat yang paling aman serta nyaman di dunia mereka?

Para pengemudi (bukan hanya sopir) di jalan raya, adalah pendidik mereka di perjalanan. Kapankah kita menjadi pendidikan yang inspiratif bagi mereka dalam berkasih-sayang di perjalanan dengan menaati rambu-rambu dengan tertib, santun pada penyeberang jalan, tertib dalam antrian, menjunjung tinggi etika berkendara, berdialog santun dalam menyelesaikan perkara kecelakaan lalu lintas, tidak menyogok aparat jika melanggar, tidak menghardik pada yang tergesa, menjaga lisan dari sumpah serapah?

Para guru di sekolah, adalah pendidik profesional yang dipercaya. Telah begitu banyak orang tua yang memercayakan begitu saja pendidikan putra-putrinya kepada guru-guru di sekolah. Apakah Anda telah sangat tulus melihat keingintahuan yang terbungkus cara kuno menarik perhatian - dengan kenakalan? Apakah Anda telah menilai dengan jujur dan menasihatkan upaya-upaya perbaikan dalam balutan selimut hangat kasing-sayang? Apakah Anda menebarkan dengan adil perhatian ke seluruh siswa? Apakah Anda melihat mereka sebagai tunas-tunas bangsa yang akan mewarisi masa depan bangsa ini, bukan sebagai obyek kapitalisme ekonomi? Apakah Anda telah memastikan dalam wajah, sikap, bicara dan tatapan Anda; terlihat jelas kasih-sayang yang meluluhkan hati?

Para pengurus DKM, pengurus RT, aparat pemerintah, birokrat adalah pendidik yang mendapatkan kewenangan publik. Apakah Anda telah meneladankan bentuk-bentuk lembut, halus, tegas, berwibawa, kuat, simpatik; kepemimpinan publik dan kebijakan program yang nuansa kasih-sayangnya demikian mudah dirasakan?

Anda adalah pendidik lepas sebagai blogger, komentator, penulis; apakah telah menjadikan rona kasih-sayang sebagai warna terkuat pesan-pesan Anda? Apakah pilihan kata-kata Anda adalah wakil-wakil perasaan kasih-sayang Anda yang tulus, atau sekedar letupan emosi kasar ketidak-puasan?

Kita tidak akan pernah dapat menuntut perhatian dan kasih sayang ada pada remaja, bila kita tidak memulai yang kita tuntut.

Maka, marilah kita meneladankan kasih-sayang yang sesungguhnya. Bukankah bahasa kasih-sayang itu demikian mudah?

Sahabat-sahabat milist yang berkasih-sayang,

Terima kasih yang dalam atas kesediaan Anda menerima tulisan di atas. Semoga dapat menemani kehangatan keluarga Anda di akhir pekan yang membahagiakan ini.

Wassalam

Kurniawan

Tidak ada komentar: